Beberapa Jenis Baju Adat Jawa Di Beberapa Provinsi
Jawa merupakan pulau yang di dalamnya terdapat beberapa tradisi. Setidaknya, ada budaya yang berbeda di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Masing-masing ini pun menjadi provinsi tersendiri, dan tiap provinsi memiliki baju adatnya sendiri. Untuk Jawa Tengah dan Yogyakarta, ada beberapa persamaan, di mana ada blangkon dan keris yang akan menjadi bagian baju adat bagi kaum adam. Namun, bentuk blangkon di Jawa Tengah dan Yogyakarta ternyata memiliki perbedaan, terutama yang berada di Kasunanan Solo. Lalu, ada baju adat surjan yang identik dengan pola garis vertikal dengan dua kombinasi warna. Selain itu, ada baju beskap yang biasanya lebih untuk situasi formal.
Untuk perempuan, yang cukup umum dijumpai di saat prosesi pernikahan adalah baju basahan. Baju ini merupakan bentuk warisan dari Kerajaan Mataram dan memiliki bagian-bagian ornamen yang cukup banyak, mulai dari kain utama hingga hiasan di area kepala. Sedangkan untuk keluarga Kerajaan di Yogyakarta, ada baju Kanigaran untuk pengantin wanita, dan baju ini terlihat sangat megah dan memiliki riasan yang dinamakan paes ageng kanigaran. Namun sejak pemerintahan Sri Sultan HB IX, riasan dan baju ini bisa digunakan oleh rakyat biasa.
Untuk wilayah Jawa Barat, baju adatnya ada pembagian strata. Pertama, ada bangsawan dengan bentuk baju menyerupai jas berbahan beludru dan kebaya dengan benang emas. Kaum menengah menggunakan baju dengan belahan di bagian atas dan kain batik sebagai bawahan, dan perempuan akan memakai kebaya serta batik untuk bawahannya. Pakaian rakyat di golongan ketiga lebih sederhana dengan kekhasan berupa ikat kepala pada pria. Untuk Jawa Timur, ada baju Cak dan Ning yang memiliki bentuk seperti beskap serta kebaya. Lalu, ada juga baju Pesa’an yang khas dari Madura, yang mana sangat khas dengan baju bermotif garis horizontal dengan warna putih dan merah pada laki-laki.